Surakarta_ Rumah Pelayanan Sosial (RPS) Disabilitas Sensorik Netra Bhakti Candrasa merupakan salah satu rumah pelayanan social milik dinas social provinsi jawa tengah yang memberikan kelas pelatihan Activity of Daily Living (ADL) bagi penyandang disabilitas khususnya disabilitas sensorik Netra. Penyandang disabilitas adalah individu yang memiliki keterbatasan intelektual, mental, fisik, dan sensorik pada jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Disabilitas adalah keterbatasan pada individu yang tidak hanya mental maupun fisiknya tetapi juga keterbatasan aktivitas, fungsi tubuh, kesulitan melakukan perannya dan juga faktor lingkungan.
Pembelajaran di kelas yang di bagi menjadi beberapa kelas yakni orientasi, KBLK I, dan KBLK II. Adapun pembelajran yang dilaksanakan mulai dari Kemampuan dalam beraktivitas bagi penyandang disabilitas netra yaitu melalui kegiatan dasar yang dilakukan sehari-hari (Activity Daily Living). Proses Latihan melakukan kegiatan sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga akan tidur Kembali Kegiatan sehari-hari dalam hal ini diantaranya membersihkan tempat tidur, membersihkan diri, memasak, membersihkan rumah, menggunakan alat komunikasi, melakukan komunikasi dengan individu, keluarga maupun masyarakat dan dapat memanfaatkan waktu luang. Bagi orang normal ADL dapat dilakukan dengan sangat mudah tanpa mengalami suatu hambatan karena orang normal dapat melihat dengan baik dan mampu meniru serta melakukan kegiatan yang ia lihat. Sedangkan penyandang disabilitas netra akan mengalami hambatan atau kesulitan dalam melakukan aktivitas tersebut.
Namun kemampuan dalam melakukan ADL dapat dilatih dengan memanfaatkan sisa-sisa indera penglihatan, penciuman, pendengaran dan peraba. Dengan demikian penyandang disabilitas suatu saat akan memiliki kemandirian sehingga tidak selalu tergantung kepada orang lain. Dengan memiliki kemampuan ADL penyandang disabilitas netra dapat memenuhi keberfungsian sosialnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka disabilitas netra akan mengalami hambatan atau kesulitan dalam melakukan aktivitas tersebut. Namun kemampuan dalam melakukan ADL dapat dilatih dengan memanfaatkan sisa-sisa indera penglihatan, penciuman, pendengaran dan peraba. Dengan demikian penyandang disabilitas suatu saat akan memiliki kemandirian sehingga tidak selalu tergantung kepada orang lain. Dengan memiliki kemampuan ADL penyandang disabilitas netra dapat memenuhi keberfungsian sosialnya.
Adapun kegiatan lainnya yakni baca tulis braille (BTB). Dalam hal membaca dan menulis, penyandang tunanetra menggunakan aksara khusus yang dikenal dengan nama aksara Braille, berupa titik titik timbul yang dapat diraba dengan ujung jari. Aksara ini terdiri dari atas 6 (enam) titik timbul dimana huruf, tanda baca, dan tanda angka dibuat dari kombinasi enam titik ini. Alat bantu dalam aksara Braille ini menggunakan suatu alat yang disebut reglet. Mereka diajari bagaimana cara penulisan dan membaca menggunakan huruf braille, mulai dari pengenalan titik-titik timbul sampai bisa menulis dan membaca dengan sendirinya. Dengan ini dapat mengasah pikiran, psikolinguistik, dan metakognitif.