Siffa Nurul Fadillah, S.Sos*
Wisuda adalah momen yang sangat ditunggu oleh mahasiswa yang sudah menyelesaikan skripsi dengan penuh jerih payah, seperti aku misalnya (curhat dikit gapapalah ya, wkwk). Harus diakui, aku tidak menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu di semester 8. Aku mengerjakan skripsi di semester yang dibilang sudah tua ya nggak tua-tua banget karena masih ada kakak tingkat yang masih mengerjakan bahkan belum selesai, hehe. Dibilang muda ya nggak muda juga karena banyak adik tingkat yang sudah selesai. Saat itulah aku seperti butiran debu, huft.
Masa-masa skripsi adalah masa di mana kita lupa kapan untuk tidur, moody yang naik-turun, sampai bisa melupakan mantan, eh. Revisi demi revisi berlalu, tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Kira-kira apa ya? Yups bener banget, ACC kata yang paling ditunggu-tunggu, tiga huruf yang bisa mengubah mood 360° (lebay ya, wkwk).
Mengerjakan skripsi juga tergantung dosen pembimbingnya (dosbing) loh, kenapa? Karena kadang ada dosen yang susah buat ketemu untuk konsultasi karena kesibukannya. Ada juga dosbing yang perfeksionis seperti dosbingku, hehe. But, literally dosbing pasti kasih yang terbaik buat anak didiknya. Jadi, terimakasih banyak buat dosen-dosen yang telah memberikan arahan dan masukannya kepada kami. Mahasiswa yang rapuh ini.
Habis skripsi terbitlah yudisium dan daftar wisuda. Alhamdulillah sudah selesai kata hati saat itu, tapi ternyata mengurus yudisium dan daftar wisuda itu rasanya sesuatu. Harus berjuang lagi. Harus ngurus sana sini lagi. But, it’s fine kalau disyukuri dan dinikmati. Toh, semua yang diperjuangin InsyaAllah ada hasilnya (ini jawaban untuk nenangin diri siih akibat turbulensi skripsi, heuheu).
Finally, semua udah clear tinggal nunggu waktu wisuda, qodarullah virus yang katanya penduduk +62 “kebal” itu pun datang dan membawa dampak luar biasa. Bagaimana tidak? Indonesia yang terkenal dengan negara yang ramah tamah, kalau bertemu saling bersalaman sekarang harus phyisical distancing, menjaga jarak fisik. Semua sekolah diliburkan, orang-orang bekerja dari rumah (WFH), tidak diperbolehkan berkerumun di tempat umum dan masih banyak perubahan lainnya.
Alhasil wisuda diundur sampai waktu yang belum ditentukan. Karena wisuda yang diundur jadi galau deh mau melakukan kegiatan apa, mau jualan tapi bingung mau jualan apa, hehe. Kalau boleh sharing kemarin sih kegiatanku selain tidur bangun makan dan besarin pipi, aku juga apply lamaran ke sana-sini, tapi baru satu yang manggil interview, huhu. Saking bingungnya karena baru pertama kali interview sampai tanya temen-temen gimana caranya memperkenalkan diri ke HRD dengan gelar sarjana sosial, secara BKI di IAIN Surakarta itu enggak berbasis pendidikan melainkan peluangnya lebih luas di ranah sosial.
Mungkin buat teman-teman yang mau melamar pekerjaan sudah seharusnya kita harus paham tentang prodi yang diambil sebelumnya. Kemudian perbanyak baca buku referensi. Memperluas cakrawala pengetahuan dan harus percaya diri pastinya. Perjalanan kita masih panjang. Semangat buat teman-teman yang menghadapi dunia baru. Kita doakan bersama agar bumi cepat pulih, dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah, Amin.
Nah, aku sudah menjelaskan kegiatan akibat #dirumahsaja. Kalau teman-teman gimana? Semoga kalian punya kegiatan yang positif dan produktif yaa.
*Alumni, BKI Angkatan 2015