Ratna Dewi*

Mendengar kata skripsi menjadi sebuah momok di kalangan mahasiswa semester akhir. Sebab tidak perlu dipertanyakan lagi, bagaimana jalan yang harus ditempuh oleh para mahasiswa semester akhir untuk menyelesaikannya. Begitu pula dengan proses dalam mengerjakannya tentulah berbeda-beda. Ada yang cepat di awal namun lama di akhir, begitupun sebaliknya ada yang prosesnya lama di awal namun dimudahkan di akhir. Apapun lika-liku yang dihadapi namun jika kita tetap on  fire yakinlah ‘skripsi pasti berlalu’.

Di sini aku tidak akan memberikan kalimat “segera kerjakan ya”. Sebab aku yakin kalian pasti sudah maksimal dalam memperjuangkan tugas akhir ini. Cuma mau berpesan untuk para pejuang skripsi ‘terus semangati diri kalian sendiri’ karena yang dapat memantik semangat kita yang sebenarnya adalah diri kita sendiri. Dan yakinlah bahwa kita pasti bisa melewati proses indah ini. Bahkan perjuangan akan menjadi sejarah karena perjuangan bimbingan yang sekarang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu bimbingan daring. 

Daring? yaa mungkin kuliah atau bimbingan sistem daring ini sudah menjadi kata yang tidak asing lagi di telinga kita selama masa pandemi covid-19. Karena sejak datangnya virus ini mulai diberlakukan pula kebijakan untuk jaga jarak (physical distancing) guna memutus rantai penularan virus covid-19. Banyak aktivitas masyarakat yang dibatasi, dan banyak pula tempat-tempat rekreasi yang ditutup. Dari adanya wabah ini para pelajar juga merasakan imbasnya seperti tidak diadakannya UN (Ujian Nasional) pada tingkat SD, SMP dan SMA. Bahkan mahasiswa juga terkena dampaknya yakni ‘kuliah/bimbingan daring’ salah satunya. 

Dari adanya bimbingan daring pastilah muncul permasalahan baru pada mahasiswa pejuang skripsi. Ada yang mempunyai problem dengan dosen pembimbing karena slow respon sehingga bimbingan tidak segera direvisi. Ada yang kesulitan mencari referensi karena perpustakaan juga tutup. Ada yang harus menunda penelitian karena tempat penelitian tidak boleh dikunjungi. Dan ada pula yang kesulitan di ego pribadi masing-masing karena terlena dengan rebahan.

Untuk mengisi kegiatan selama #dirumah aja, usahakan tetap jangan terlena dengan rebahan ya guys. Apalagi bagi kalian tipe aktivis kampus yang dulunya jarang pulang kampung. Waktu untuk family time setiap liburan digunakan untuk kegiatan organisasi. Maka kesempatan #dirumahaja ini menjadi kesempatan emas untuk memanfaatkan family time, plus maksimalkan waktu untuk membantu orang tua. 

Dan sambil menunggu wabah ini berakhir. Jangan lupa selipkan hobby di sela-sela kegiatan #dirumahaja. Walaupun aktivitas kita dibatasi tapi harus tetap produktif agar hari kita lebih berwarna. Buat timeline khusus seperti kapan waktu kita mengasah bakat, kapan meyisihkan untuk berduaan dengan skripsi. Kapan kita harus rebahan, juga sisihkan waktu kita untuk menambah amalan kebaikan. 

Mengingat sebentar lagi datang bulan Ramadhan. Maka kesempatan ini bisa menjadi langkah untuk mempersiapkan kedatangan bulan suci. Seperti menambah target tilawah, target membaca al-quran, target sholat tahajud, dan target lainnya. Aku yakin pasti kalian punya target masing-masing untuk menyambut Ramadhan ini. Semangat ya kalian pejuang skripsi, semoga wabah ini segera berakhir dan anggap saja ‘skripsi seperti krispi’ biar semangat ngerjainnya.

*Mahasiswa BKI angkatan 2016

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *